Sinau Kesehatan Anak “Early Sex Education & Food Waste Reduction (Pendidikan Seks Sejak Dini & Pengurangan Limbah Pangan)”

Butungan – Sabtu, 12 Oktober 2024 lembaga MI Dalailul Khoirot Butungan melaksanakan kegiatan yang bertajuk “Sinau Kesehatan : Early Sex Education & Food Waste Reduction”. Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta didik MI-DK mulai kelas 1 sampai kelas 6 beserta wali murid. Dalam sambutannya Kepala Madrasah, Bpk. Mashadi, S.Pd berpesan “siswa-siswi diharapkan benar-benar memperhatikan materi yang diberikan oleh kedua narasumber. Materi kali ini sangat penting bagi tumbuh kembang anak-anak terutama siswa kelas atas yang akan memasuki masa remaja”.
Kebutuhan dasar manusia adalah makanan, maka makanan yang kita makan tidak boleh dibuang, disisakan atau dihambur-hamburkan. Anak-anak bisa menjadi pahlawan bumi dengan cara menghabiskan makanan. Dalam materi pertama yang disampaikan oleh ahli gizi Puskesmas Kecamatan Kalitengah, ibu Zhafirah Salma P., S.Gz, beliau menyampaikan, “Limbah pangan atau boros pangan adalah makanan yang tidak dihabiskan padahal makanan itu bisa dimakan. Makanan yang dibuang akan menghasilkan gas berupa gas metan. Gas yang menguar akan bergabung dengan gas-gas yang lainnya dan bersatu membentuk lapisan yang mempengaruhi sinar matahari sehingga bumi menjadi panas”.
Lebih lanjut beliau menyampaikan, Kenapa kita tidak boleh membuang makanan? Hal itu dikarenakan makanan yang kita makan melalui proses yang panjang, maka cara menghargainya yaitu dengan menghabiskan makanan tersebut. Anak-anak bisa menjadi pahlawan untuk bumi dengan cara : 1) mengambil makanan secukupnya sesuai yang bisa kita makan, 2) Simpan sisa makanan dengan baik & gunakan kembali di lain waktu, 3)Jangan membeli makanan berlebihan yang tidak kita butuhkan.
Pemateri kedua, Ibu Susi Hartini, A.Md.Keb menyampaikan materi tentang “Early Sex Education (Pembelajaran Seks Sejak Usia Dini)”. Dalam materinya beliau menyampaikan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi tidak hanya perlu tetapi wajib bagi anak-anak sehingga orang tua harus lebih peduli dan meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan reproduksi. Orang tua bisa mengenalkan anggota tubuhnya beserta fungsinya. Ketika mengenalkan alat reproduksi kenalkan saja dengan nama yang sebenarnya dari alat kelamin tersebut. Agar pendidikan seks sejak dini tidak dirasa sebagai hal yang tabu.
Selanjutnya, beliau menyampaikan anak-anak harus diajarkan bagaimana sentuhan yang baik dan tidak baik. Area yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh. Dorongan seks pada anak bisa terjadi pada anak sejak dini karena anak sering melihat, mendengar atau dari pergaulannya. Maka orang tua harus mampu memberikan pendidikan yang baik terkait hal-hal tersebut.
Diakhir sesi materinya, beliau juga memberikan pertanyaan kepada siswa tentang bagian mana saja yang boleh dipegang. Ananda Shallyna kelas 1 dengan berani maju ke depan menjawab pertanyaan beliau. Anggota yang boleh dipegang adalah kepala, tangan, kaki, jawab Shally.
Kegiatan ini berakhir dengan antusias yang tinggi dari ibu-ibu wali murid. “Materi yang sangat menarik untuk dibahas antara guru, murid, dan wali murid”, mama Shally.
“Kegiatan ini sangat mengedukasi dan bermanfaat di tengah gerusan era globalisasi dimana gadget banyak memberi nilai negative”, ucap Umik Arif.
Ada juga yang memberikan saran kegiatan tersebut dilaksanakan secara kerkesinambungan karena pengetahuan tentang kesehatan anak remaja sangat penting.
(Tim Redaksi)
#midalailulkhoirot #semakinterdepan #pilotingprojectmadrasahunggulanCopyright © 2017 - 2025 MIS DALAILUL KHOIROT All rights reserved.
Developed by sekolahku.web.id