JELAJAH SANTRI DALAM RANGKA HARI SANTRI NASIONAL 2024

Butungan - Pramuka, atau Gerakan Pramuka, memiliki akar yang dalam di awal abad ke-20. Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 oleh Robert Baden-Powell, seorang perwira Angkatan Darat Inggris, yang mengadakan sebuah kemah eksperimental di Pulau Brownsea, Inggris. Baden-Powell ingin mengajarkan keterampilan hidup kepada anak muda dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di dunia nyata. Ide ini dengan cepat menyebar ke berbagai negara, dan pada tahun 1910, ia mendirikan Boy Scouts Association, organisasi pramuka pertama di dunia. Di Indonesia, Gerakan Pramuka resmi dibentuk pada tahun 1961, meskipun sebelumnya sudah ada kegiatan pramuka yang diorganisir oleh berbagai organisasi. Pembentukan ini menjadi tonggak penting dalam mengembangkan karakter generasi muda Indonesia melalui pendidikan nonformal. Gerakan Pramuka di Indonesia juga terintegrasi dengan nilai-nilai Pancasila, menjadikannya sebagai bagian dari proses pendidikan nasional.
Dalam dunia pendidikan di bawah naungan LP. Ma'arif NU juga mendirikan gerakan pramuka yang diberi nama Satuan Komunitas Pramuka Ma'arif NU (Sakoma NU). Satuan Komunitas Pramuka Ma'arif NU adalah komunitas di lingkungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif yang mengelola kegiatan kepramukaan. Latar belakang dibentuknya Sako Ma'arif NU yaitu untuk mempermudah koordinasi dan komunikasi di lingkungan Lembaga Pendidikan (LP) Maarif. Secara garis besar, Sakoma memiliki bentuk dan konsep yang sama dengan pramuka pada umumnya, tidak ada istilah pergerakan pramuka sendiri. Tetapi, perbedaan yang menonjol yaitu sakoma lebih religius secara kegiatan dan menginduk kemaarifan, selaras dengan tujuan utama Sakoma, yaitu menciptakan pendidikan pramuka yang berkarakter keagamaan.
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2024 Sako Ma'arif NU Kortan Kalitengah menyelenggarakan kegiatan "JELAJAH SANTRI" yang diikuti oleh Lembaga Pendidikan Ma'arif NU tingkat dasar yaitu MI se-Kec. Kalitengah. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Senin, 21 Oktober 2024. Dalam kegiatan kali ini Sako Ma'arif Kortan Kalitengah mengambil tema "Bakti Sako Ma'arif Untuk Ibu Pertiwi, Satyaku Kudharmakan Dharma Kubaktikan. Dalam kegiatan ini MI Dalailul Khoirot Butungan memberangkatkan 4 kontigen (2 regu putra dan 2 regu putri). Peserta didik yang ikut merupakan peserta didik kelas atas yaitu kelas 4 sampai kelas 6.

Kegiatan Jelajah Santri bertempat di Kantor MWC NU Kec. Kalitengah. Apel pembukaan Jelajah Santri dibuka oleh Kakak Kistiawan, S.Pd selaku Mabi Sakoma NU Kalitengah. Dalam kegiatan ini peserta jelajah akan unjuk kemampuan seperti sandi morse, simaphore, tandu, permainan dan yel-yel kepramukaan. Selama perjalanan jelajah akan ada 5 pos dan 1 pos bayangan. Jalur yang akan dilalui yaitu Desa Canditunggal dan Desa Kuluran Kecamatan Kalitengah. Kegiatan jelajah dimulai pukul 08.00 WIB sebagai pos pertama yaitu kantor MWC NU.

Setelah pos pemberangkatan peserta jelajah akan melewati pos 2 yang nantinya akan mendapatkan tugas dari kakak pembina untuk unjuk kebolehan dalam Sandi Morse. Di pos 3 yang bertempat di masjid Muhajirin Canditunggal mereka akan unjuk kebolehan Simaphore. Alhamdulillah wakil dari MI-DK dapat melaksanakan dengan maksimal. Pos 4 mereka akan bekerjasama membuat tandu. Kekompakan mereka dalam merakit tandu menunjukkan kepiawaian peserta didik. Dalam waktu 30 menit mereka bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Pos 5 peserta jelajah akan dimanjakan dengan berbagai permainan oleh kakak-kakak pembina Sakoma NU. Di pos bayangan menampilkan yel-yel terbaik mereka. Selama masa persiapan sebelum tanggal 21 Oktober 2024 peserta didik dengan giat berlatih baik itu tali temali, sandi morse, simaphore maupun yel-yel.

Alhamdulillah selama pelaksanaan jelajah santri, partisipasi warga Desa Canditunggal dan Kuluran sangat antusias dengan kegiatan ini. Terbukti sepanjang jalan warga memberikan konsumsi baik itu makanan maupun minuman yang boleh diambil secara gratis oleh peserta jelajah santri. Begitu pula peserta didik MI Dalailul Khoirot, mereka akan memiliki pengalaman yang sangat berkesan, tidak mungkin terlupakan meskipun sudah lulus dari lembaga MI-DK. "Seru banget, capek, soroh, tapi pas lewat sawah suweru bu, anginnya sepoi-sepoi", ungkap Fauziyah (siswi kelas 4). Beda lagi dengan Iyan, siswa kelas 5, "gosong bu, capek". Berbagai perasaan peserta didik ungkapkan. Tapi semua itu tidak mengurangi rasa semangat mereka untuk menjadi generasi bangsa yang hebat. Kompak selalu warga madrasah MI Dalailul Khoirot Butungan.
#TimLearnScapeMI-DK
Copyright © 2017 - 2025 MIS DALAILUL KHOIROT All rights reserved.
Developed by sekolahku.web.id